Self Motivation with game (Gamification Part 1)
Masih Ingat dengan fenomena flappy bird? Game yang sempat meledak dan
membuat orang penasaran. Tetapi banyak juga yang stress karena permainan ini.
Seorang remaja menikam kakak kandungnya karena kalah bermain,
Mengapa hal ini bisa terjadi? bukankan orang bermain game untuk mendapatkan
fun? Apakah begitu buruk efek dari bermain game? lalu benarkah paradigma selama
ini bahwa game hanya membawa efek negatif?
Paradigma game yang berkembang di masyarakat adalah game membuat malas,
menghabiskan waktu, membuat anak nakal dan tidak bermanfaat. Secara teori game
terdiri dari formal elemen, dramatical elemen dan sistem dinamis. Formal elemen
berkaitan konstruksi game secara umum. Meliputi goal, aturan, player dan
sebagainya. Dramatical elemen yang berpengaruh terhadap efek yang ditimbulkan
oleh game, ini yang membuat game menjadi menarik, menyenangkan atau malah
membosankan. Sistem dinamis yang menyatukan Formal dan dramatical elemen
menjadi sistem game yang utuh. Kita tidak akan banyak membahas sistem dinamis
kali ini.
Game mempunyai sifat adiktif, membuat kecanduan bagi pemainnya.
Dramatical elemen yang berperan. Saat player berada pada kondisi addicted, maka
paradigma game akan menjadi benar, menghabiskan waktu, membuat malas dan tidak
bermanfaat. Fokus fikirannya hanya tertuju pada game. Permasalahanya dapatkah
kita memanfaatkan kondisi addicted tersebut menjadi aktivitas yang positif? Jika
kita dapat menyusun dramatical elemen dan mengolah sistem dinamis untuk sesuatu
yang positif, maka permasalahan diatas bisa terjawab.
Dalam teori game design, ada beberapa dramatical elemen yang membangun
sebuah game. Satu diantaranya adalah challenges. Challenges menjadi faktor
utama yang membuat seorang player menjadi addicted. Challenges dalam game flappy Bird adalah
bagaimana memecahkan rekor yang sebelumnya dimainkan. Sederhana, tapi pengaruh
adiktifnya luar biasa. Player akan selalu penasaran untuk bermain lagi, dan
lagi. Player berusaha lebih keras, lebih fokus, mencari dan menemukan strategi
untuk selalu memecahkan rekor poin sebelumnya.
Misalkan anda seorang yang bekerja dalam bidang marketing, bagaimana jika
anda menerapkan challenge yang sama pada
produk yang anda pasarkan? Bagaimana jika anda berkomitmen pada diri sendiri
untuk selalu berusaha memecahkan rekor penjualan yang sudah anda capai? Anda
akan berusaha lebih keras, menggunakan strategi yang berbeda, tujuannya adalah
rekor penjualan yang harus selalu anda pecahkan setiap harinya. Tetapi bukankah
hal ini dapat membuat orang frustrasi jika dia gagal dengan challenge tersebut?
Seperti pada kasus pemain flappy Bird, bahkan ada yang sampai bertindak
kriminal. Selain kematangan mental dan kedewasaan sikap, ada elemen game yang
tidak terdapat pada game angry Bird. Tidak adanya goal atau target dalam angry
Bird membuat player tidak akan berhenti dalam proses menyelesaikan challenges. Jika
anda menetapkan suatu goal dalam challenge anda, ketika goal tersebut sudah
tercapai maka challenge anda juga harus selesai. Jangan sampai anda mengejar
challenge tanpa ada batasan kapan anda harus berhenti. Itu bisa membuat anda
frustrasi bahkan gila. Intinya berjalanlah menuju goal anda, dan buat challenge
agar anda merasa tertantang dan tertarik untuk mencapai goal anda.
Contoh lain, jika anda seorang mahasiswa yang ingin berprestasi dalam
belajar. Anda dapat membuat beberapa challenge pada aktivitas belajar anda. Anda
dapat membuat sebuah challenge untuk selalu tidak pernah terlambat mengikuti
kuliah, jika terlambat maka anda harus menyumbangkan sebagian uang saku anda ke
lembaga sosial. Selalu mengumpulkan tugas pertama kali, harus membaca buku
dengan jumlah tertentu dan sebagainya.
Tentukan dan Buatlah sebuah challenge anda sendiri, yang penting
challenge tersebut untuk mencapai goal yang sudah anda tetapkan. Intinya, buat sebuah kondisi addicted pada
aktivitas positif anda. Salah satu cara menggunakan unsur game, inilah yang
disebut dengan konsep gamification (gamifikasi).
Pada
kesempatan ini hanya membahas tentang challenges, masih banyak lagi unsur-unsur
game yang dapat diolah dan diterapkan pada aktivitas non game, lain kali saya
akan mencoba membahas beberapa unsur-unsur dan elemen pada game lainnya.
0 comments: